Cerita di Balik Google Doodle

Anda yang secara rutin menggunakan koneksi internet cepat untuk berselancar di dunia maya pastinya mengenal search engine bernama Google, bukan? Ya, Anda pastinya menyadari bahwa laman pencari ini secara rutin sering menampilkan doodle menarik untuk memperingati sebuah acara besar di berbagai negara. Doodle-nya sendiri dibuat dengan menghias halaman pertama Google dengan desain yang beraneka rupa. Tidak jarang, berita tentang doodle ini sempat menjadi perbincangan di sosial media karena keunikan dan kelucuannya.

google doodlePenasaran tentang siapa sosok di balik pembuat doodle ini?

Selidik punya selidik, ternyata Google memiliki divisi khusus untuk menangani pembuatan doodle ini. Nama divisinya adalah Google Doodle. Di bawah payung divisi ini, para animator, ilustrator, dan juga graphic designer bekerja sama untuk membuat doodle tematik untuk tampil di laman Google di seluruh dunia. Tidak jarang mereka bekerja sama dengan teknisi dan engineer untuk membuat doodle rumit yang bisa mengeluarkan suara plus games, seperti pada peringatan ulang tahun Beethoven beberapa waktu lalu.

Sepintas, pekerjaan para ilustrator di bawah payung divisi Google Doodle ini memang menyenangkan. Para Doodler—sebutan untuk pekerja di Google Doodle—setiap harinya hanya menggambar dan memikirkan konsep untuk menjadi tema doodle berikutnya. Tapi, siapa sangka jika tekanan yang mereka rasakan ternyata cukup besar?

Dalam satu bulan, para Doodler ini dituntut untuk mengerjakan puluhan bahkan ratusan desain untuk ditampilkan dalam laman Google. Biasanya, mereka akan mengurutkan perayaan-perayaan dalam satu bulan—entah itu hari kemerdekaan, perayaan internasional, ulang tahun tokoh terkenal, dan lain sebagainya. Belum lagi perayaan yang hanya terjadi dalam sebuah negara—seperti hari kemerdekaan atau bahkan hari libur nasional. Keharusan untuk menyelesaikan semua desain itu tepat waktu pastinya menjadi pressure tersendiri yang dirasakan oleh mereka.

Divisi Google Doodle terbagi menjadi berbagai tim kecil seperti artist, designer, dan juga engineer. Awalnya, para artist akan berusaha memvisualisasikan tema sebuah perayaan dalam bentuk gambar sketsa, kemudian diajukan ke designer untuk dibuat dalam bentuk digitalnya, dan terakhir akan dimajukan ke tim engineer agar bisa muncul di laman pembuka Google. Sistem kerja yang ketat dan waktu tenggat yang sempit membuat mereka harus mampu menciptakan sebuah desain yang unik, memorable, dan juga tidak memakan banyak waktu.

Meski terasa berat, salah satu artist dari Google Doodle, yakni Leon Hong, menyatakan bahwa tenggat sempit tersebut justru membantunya untuk terus berpikir positif dan menciptakan ilustrasi yang out of the box. Hong juga menyatakan bahwa bekerja di divisi Google Doodle membuatnya menjadi lebih ‘kaya’ dalam sudut pandang budaya dan dunia. Pasalnya, untuk membuat desain yang berkesan, ia harus membuat riset terlebih dahulu mengenai sebuah perayaan. Itulah yang membuat sudut pandangnya terhadap dunia menjadi lebih luas dan juga tidak terbatas. Hmm, menarik, ya!