Masalah kebakaran hutan semakin menjadi sorotan. Dampaknya yang begitu merugikan kian meresahkan. Akan tetapi, butuh kerja sama semua pihak untuk mengatasi permasalahan ini. Inilah yang mendorong perusahaan Sukanto Tanoto untuk berkontribusi melalui program desa bebas api.
Program desa bebas api merupakan program yang diinisiasi oleh grup Royal Golden Eagle. Dalam pelaksanaannya, program ini melibatkan masyarakat sekitar perusahaan. Ada 5 prinsip yang dipegang dalam program desa bebas api ini. Kelima prinsip tersebut meliputi.
1. Peningkatan Kesadaran Masyarakat
Mencegah kebakaran hutan butuh kesadaran dari semua pihak. Kesadaran masyarakat akan bahaya kebakaran hutan dibutuhkan untuk membangun kepedulian dalam menjaga hutan.
Perusahaan Sukanto Tanoto secara aktif berkomunikasi dengan masyarakat sekitar untuk membangun serta meningkatkan kesadaran akan bahaya kebakaran hutan. Sosialisasi dilakukan secara intensif. Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat, diharapkan aktivitas pembakaran hutan untuk membuka lahan dapat ditekan.
2. Pemberdayaan Ketua Tim Desa
Keterlibatan tokoh masyarakat dinilai penting dalam mencegah kebakaran hutan. Tokoh-tokoh masyarakat inilah yang memberi contoh dan menggerakkan masyarakat untuk ikut terlibat dan melindungi hutan desa.
Pemberdayaan ketua tim desa dilakukan untuk mensinergikan antara pencegahan dengan pemadaman kebakaran hutan. Ketua tim desa ini juga memiliki peran dalam memantau, melaporkan kebakaran serta meningkatkan pengetahuan masyarakat dan memberi pelatihan.
3. Bantuan Pembukaan Lahan
Salah satu penyebab kebakaran hutan adalah pembukaan lahan baik yang dilakukan oleh korporasi maupun petani swadaya. Pembukaan lahan dengan cara membakar pun dipilih karena alasan kemudahan dan biaya yang rendah.
Selain menyadarkan masyarakat akan bahaya yang timbul akibat membakar lahan, grup Royal Golden Eagle juga menyediakan bantuan dalam membuka lahan. Perusahaan Sukanto Tanoto menyediakan peralatan yang dibutuhkan untuk membantu membuka lahan tanpa membakar. Selain itu, tersedia juga bantuan dana maupun tenaga bagi mereka yang membutuhkan.
4. Penghargaan dan Pemberian Insentif
Perusahaan Sukanto Tanoto menggunakan pendekatan berupa insentif kepada desa-desa binaan yang berhasil menjaga hutannya. Bagi desa-desa yang berhasil menjaga hutan selama periode tertentu, insentif berupa uang senilai Rp 100 juta akan diberikan. Sedangkan untuk desa yang berhasil membatasi kebakaran lahan di bawah 1 hektar, ada insentif sebesar Rp 50 juta.
Insentif ini hanya diberikan kepada desa yang berhasil menjaga wilayahnya dari kebakaran lahan. Sedangkan untuk desa yang belum berhasil mewujudkan desa bebas api, sesuai kesepakatan insentif tersebut tidak diberikan. Insentif ini pun bisa digunakan oleh pihak desa untuk membangun jalan, jembatan ataupun fasilitas lain.
5. Pendampingan Pengembangan Potensi Lokal
Grup Royal Golden Eagle aktif dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat sekitar perusahaan. Dengan program pemberdayaan yang dicanangkan perusahaan, masyarakat sekitar jadi memiliki opsi lebih banyak dalam mendapatkan penghasilan.
Program pendampingan dilakukan dengan bertumpu pada potensi lokal. Pemberdayaan petani swadaya hingga pelatihan batik adalah beberapa contoh program pemberdayaan yang telah dilakukan oleh perusahaan Sukanto Tanoto. Selain memberdayakan dan membantu mengembangkan potensi lokal, grup Royal Golden Eagle juga ikut membantu dalam memasarkan produk-produk yang dihasilkan dalam program pemberdayaan.
Kebijakan zero burning grup Royal Golden Eagle menjadi dasar setiap unit bisnis yang berada di bawah naungannya. Asian Agri sebagai salah satu unit bisnis grup RGE bahkan sudah menerapkannya sejak tahun 1994. Bersama dengan pemerintah, Asian Agri mendedikasikan diri untuk mendukung ASEAN bebas kabut di tahun 2020. Hal ini pun dilakukan baik melalui langkah pencegahan maupun pemadaman kebakaran lahan.
+ There are no comments
Add yours